Awal Sebuah Pengharapan

 


Sore itu langit terlihat samar menggodaku. Aku duduk sendiri diatas batu besar pematang sawah. Hembusan angin sore menjamahku lembut. Kicau burung pipit menghiburku merdu. Hamparan padi hijau mencerahkan pandanganku. Beri aku waktu sejenak wahai alam. Kutarik perlahan nafas dalam – dalam. Kupejamkan mata dan kuhembuskan perlahan. Baik, aku akan menceritakan perihal keluhku padamu alam.

Seminggu yang lalu aku melihat seorang wanita. Berparas anggun dalam balutan sifat feminimnya. Dalam hitungan detik aku jatuh hati padanya. Selain mentapnya, hal yang kulakukan saat itu hanya berfikir bagaimana cara kubisa mengenalmu? Gadis anggun itu duduk diatas bangku taman kota. Ia hanya seorang diri. Ingin sekali kumenghampiri namun  sayang aku tak bernyali. Hingga pada saat beberapa menit kemudian aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Perlahan aku memberanikan diri untuk mendekat. Berusaha untuk dapat memandangmu dari jarak yang cukup dekat. Aneh. Semakin dekat kau justru semakin memikat. Parasmu yang ayu merobohkan imanku. Aku mencintaimu. Hingga saat beberapa langkah aku mendekat seorang wanita datang menghampirimu. Kalian terlihat sangat akrab. Kuhentikan langkahku. Aku menatapmu malu. Hingga akhirnya kau beranjak pergi bersama wanita itu. Aku kehilangan kesempatan pertama untuk mendekatimu. Wahai alam. Batulah aku untuk bertemu kembali dengannya. Berilah aku kesempatan kedua maka tak akan kusia-siakannya.

Komentar

Postingan Populer