Warella Oh Aku Rella
Warella Oh Aku Rella
Namanya Warella, atau sering dipanggil Kak Rella. Entah
rela apa. Rela untuk menjadi kekasih gue mungkin, hihiii....#ngarep. Sumpah,
kecantikannya mengalahkan kecantikan Putri Jasmine. Serius, gue gak bohong ini.
Nih, gue ceritain sedikit tentang dia.
Minggu lalu gue mengikuti Makrab salah satu UKM yang
ada dikampus. Pagi itu gue berangkat bareng dengan temen-temen yang lain
menggunakan bus ac (angin cendela), gue gak ngerti kenapa Mahasiswa seganteng
gue harus dipanas-panasin di dalam bus yang usianya mendekati jalan. Sekedar menanjak
di polisi tidur saja sudah sempoyongan. Tidak tega aku melihatnya. Andaikan gue
bisa membantumu bus.
Sesampainya ditempat Makrab kami semua langsung
dikumpulkan dalam sebuah ruangan yang ada di penginapan. Kami semua
melaksanakan makrab di kaliurang tepatnya di ujung kaki gunung merapi. Jujur,
gue paling males kalau disuruh kumpul-kumpul apalagi di dalam ruangan, ah,
paling menyebalkan. Bau keringet dan
kaos kaki membuatt paru-paru gue ketuker dengan pangkreas atau malah dengan
mata kaki.
Namun, kali ini beda. Gue paling suka jika diminta
untuk berkumpul. Malah kadang gue protes kalau waktu kumpulnya hanya sebentar. Rasa
malas gue terhadap kumpul-gumpul sontak menghilang saat gue melihat sosok emsi
yang beda dengan yang lain. Manis, berhijab, putih, cantik, anggun, lucu, sexy,
dan gue akan bilang “Perfeckto!”
Ya, dialah yang membuat mood gue berubah. Gadis sederhana
dengan banyak karisma itu telah merubah gue menjadi sosok laki-laki yang rajin
dan disiplin. Yah, meskipun hanya satu hari satu malam setidaknya gue bisa
berubah. Saat itu Warella yang menjadi emsi di acara Makrab itu. Ingin rasanya
gue mengenalnya, namun gue sangat minder untuk melakukan perkenalan terhadap
gadis secantik warella. Gue hanya diam-diam memandangnya ditengah-tengah ia
sedang ngemsi. Tak luput gerak-gerik bibir dan tubuhnya dari mata gue. Sungguh,
sungguh meluluhkanku gadis itu.
Menit demi menit telah berlalu, jarum menunjukan jam
demi jam telah berlalu, dan akhirnya tibalah hari akhir makrab. Gue mencoba
untuk tidak menyia-nyiakan momen indahh untuk berkenalan dengannya, namun
sayang sungguh sayang, gue tetep hanya berani memandang. Tek lebih. Tak ada
jabat tangan dan tak ada tukeran nomor. Gue pulang tanpa senyumnya. Tak ada
yang bisa gue harapkan lagi kini. Tak ada nomornya bagaimana untuk menghubungi?
Tau namanya saja hasil dari nanya ke temen-temen.
Wahai Warella Oh Rella, andai engkau membaca artikel
ini semoga kau tahu betapa aku sangat mengagumimu. Senyumanmu membuatku selalu
rindu. Hijabmu yang membuatku ingin selalu bersamamu dan kecantikanmu yang
membuatku ingin memilikimu. “Kau Warella Oh Rella!”
Komentar
Posting Komentar